Tentang Blog Ini.......

Blog ini berisikan artikel-artikel filsafat, baik itu dari kawasan Timur, Barat, Islam, Indonesia dan tentunya kajian mengenai cabang-cabang filsafat. Blog ini dikelola oleh Mahasiswa Filsafat UGM Yogyakarta.......

Ruang Bebas Tuhan



Pernah merasakan kuliah filsafat ? Pada kesempatan ini saya akan menceritakan kisah menarik yang saya jalani selama menjadi mahasiswa Filsafat UGM Yogyakarta.

Kata-kata yang sering diulang-ulang oleh dosen saya dalam setiap perkuliahan adalah filsafat itu beda sama agama. ketika kamu belajar filsafat, maka jangan sekali-kali membawa agama. Ketika kamu masuk ruangan tinggalkanlah agamamu di luar. Kalau tidak, nanti kamu tidak akan mencapai kebenaran yang objektif.

Dalam sesi kuliah yang terkait dengan Tuhan dan Agama, arus yang dibawa cendrung meremehkan dan merendahkan. Tuhan dan Agama ibarat mainan yang bisa dilempar ke sana ke mari tanpa ada sebuah rasa penghormatan. Dengan begitu bangganya Tuhan diposisikan tak lebih ibarat pasir yang diomongkan seenak perutnya. “Diskusi ini hanya di ruang filsafat, kalian jangan sampaikan ini di Rumah Ibadah, karena orang awam tidak akan paham dengan apa pembicaraan ini”. Itulah salah satu lontaran yang disampaikan pengajar filsafat, yang mencoba membuat Ruang Filsafat adalah Ruang bebas Tuhan.

Tindakan ini mengindikasikan adanya upaya untuk memisahkan agama dengan kehidupan ilmiah. Ada ketakutan pengaruh agama akan membuyarkan usaha orang yang mencapai kebenaran sesungguhnya.

Menurut penulis, fenomena ini adalah bagian dari sekularisasi ilmu pengetahuan yang memang sudah lama terjadi. Meskipun akademisi ini mengetahui sejarah pemisahan agama dan ilmu pada peradaban Barat, namun mereka tidak menyadari perkuliahan yang mereka bangun telah termakan pengaruh ini. Lebih jauh lagi kita bisa mengatakan ini merupakan bentuk “Intelektual tanpa Jiwa”.

Maka tidak salah misalnya, ketika mereka berbusa-busa setiap hari mengatakan kepada mahasiswa, “dalam kehidupan anda harus bisa mengedepankan rasionalitas dan tidak terjebak dalam mitos-mitos yang tidak ilmiah dan objektif”, ketika kita menjumpai keseharian mereka, serta merta seruan intelek ini buyar. Tindakan bodoh paling remeh namun telah mematikan rasionalitas mereka adalah kebiasaan merokok. Tidak ada satupun dokter yang menyatakan “merokok itu tidak berpengaruh apa-apa bagi kesehatan”. So, mengapa mereka tidak meninggalkannya demi rasionalitas yang mereka agung-agungkan?

Sering kali kita dijebak oleh dogma intelektualisme dan objektivisme. Tanpa sadar kita telah tertipu dengan meninggalkan sesuatu yang paling berharga dalam hidup kita yaitu Keimanan. Oleh karena itu, tiada yang salah dengan Berfilsafat dengan Beriman.


0 komentar: